SeaM Buat Romeo and Juliet Versi Punk

Selalu menyenangkan dan memberikan inspirasi tersendiri kalau bicara jiwa-jiwa muda yang bersemangat untuk berkarya. Dalam dunia fashion, ada pemain baru yang baru mekar. Mereka adalah Yosafat Dwi Kurniawan dan Krista Rompas. Baru beberapa bulan yang lalu mereka lulus dari Laselle College International Jakarta. Yosafat baru berumur 21 tahun, Krista lebih muda lagi, baru 18 tahun !

Yosafat dinobatkan menjadi “The Best Student Graduate” 2009 oleh Lasalle pada Juli lalu. Ia adalah satu-satunya finalis dari Indonesia yang lolos untuk ikut dalam “Hempel Award”, salah satu kompetisi fashion bergengsi di Beijing. Krista tidak kalah hebatnya. Ia merupakan salah satu murid termuda yang lulus dari Lasalle ketika itu. Hasil kerjanya termasuk yang terbaik di kelas, terbukti dari prestasinya yang pernah menjadi salah satu finalis yang mendapat kesempatan “manggung” di “Greener Nation” 2008 di Senayan City.

Malam ini di Jakarta Fashion Week 09/10, mereka berkolaborasi dengan membawa brand yang baru mereka godok, SeaM. Bahasa Indonesianya, jahitan. “SeaM dipilih menjadi brand karena dalam setiap baju pasti ada “seam” yang dipakai. Seam ini juga menggambarkan ketika dua hal disatukan, seperti saya dan Krista,” kata Yosafat. Tapi jangan bikin gossip macam-macam ya. Maksudnya disatukan dalam karya.

Uniknya, mereka langsung membawa karya yang jauh berbeda dari yang lain. Mereka membuat Romeo dan Juliet dalam versi Punk! Oi oi oi, Punk not Death!! Hehe. “Kita udah punya tema ini sejak lama. Dari kuliah dulu udah sering diskusi bareng. Kita coba buka sendiri dan event JFW ini cocok buat launching label kita ini,” kata Yos.

Kok berani banget baru muncul langsung “nyeleneh” gitu? Yosafet jawab, “Memang punk banyak yang gak suka. Tapi dari situ justru membuat kita berbeda. Kita terinspirasi yang generally orang gak suka, dan kita tarik itu, ambil yang bisa kita ambil. Garis kerasnya itu kita alihkan ke bahan-bahan yang kaku seperti jeans. Kita menyadari bahwa kalau ambil punk yg murni orang gak menarik, maka kita tarik juga Romeo and Juliet, jadi ada unsur feminimnya, gak selalu keras.”

Menanggapi pertanyaan wartawan tentang pasar, Yos bercerita, “Untuk segmentasi pasar, kita membawa audience kita dari belasan tahun sampai yang sedikit tua. Kalau sekarang kita hanya tersedia by order. Tapi kita juga sudah mengundang beberapa ritel. Price range-nya beragam banget. Ada yang 300 rb-2 jt. Tapi generally kalau sudah masuk butik kebanyakan di bawah 2 juta.

“Malam ini, SeaM show dengan membawa 24 set,” kata Yos, “Kebanyakan (tiap set terdiri dari, pen) 3 pieces (yaitu, pen) jaket, blous, dan busana. Kita mau tampil beda. Kalau bawa gaun seperti desainer lainnya kita gak bakal dapat suara. Jadi kita mau tampil beda. Untuk koleksi ini kita belum pakai batik, tapi kita banyak klien yang banyak pakai kebaya. Kita ada rencana masukin batik dalam koleksi kita. Kebetulan kita suka print. Kita mau modifikasi batik itu menjadi modern dan bisa relate dengan relasi kita.” Pastinya generasi akan terus berganti. Saat itu, yang muda yang kemudian akan bicara.

Dok: SeaM.